Jumat, 11 November 2011

MATERI PERKULIAHAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN

Pendidikan ketrampilan Sekolah Dasar merupakan mata kuliah yang mengkaji tentang Konsep Ketrampilan untuk Sekolah Dasar ( SD ) dan memberikan kemampuan berbagai ketrampilan fungsional di sekolah dasar .

Dalam ketrampilan di Sekolah Dasar ini diberikan materi Ketrampilan kelistrikan dasar.

Agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan dalam memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman berkarya ketrampilan fungsional terutama kelistrikan dasar dalam merancang pembelajaran pendidikan ketrampilan di sekolah dasar.

Dalam kaitannya dengan kelistrikan, tentunya hampir semua orang akan tahu apa itu listrik ?

Listrik ialah tenaga yang menggerakkan elektron-elektron berpindah disebut tenaga listrik/Electron Power/Electron Energi yang diukur dengan satuan Watt.

Apalagi pada abad sekarang listrik sangatlah berarti bagi semua warga, betapa tidak ! semua peralatan, penerangan baik industri maupun pada tingkat perkotaan sampai pedesaan akan memerlukannya dan menggunakannya untuk itu sepanjang masa.

Listrik memang tidak dapat kita lihat, namun demikian listrik dapat dilihat dari gejala-gejalanya misalnya kita mempunyai alat-alat elektronik radio, tape. Tv, vcd dll. Coba dalam hal yang normal setelah kita menancapkan pada colokan listrik lalu kita tekan ON atau OFF ! nah pada saat kita ON kan maka akan kita ketahui alat elektronik tersebut akan beroperasi sesuai dengan fungsinya, inilah yang kita sebut dengan gejala-gejala listrik.

Sumber Listrik didapat / dihasilkan dari :

  1. Panas d. Cahaya
  2. Gesekan e. Tekanan
  3. Kimia f. Magnit

Adapun sifat-sifat listrik hampir sama dengan sifat air, kesamaannya adalah, masing-masing mempunyai sifat :

- Tekanan

- Arus

- Penahan (Resistance)

Betapa pentingnya listrik pada setiap saat dan dimanapun kita berada yang tidak terbatas antara ruang dan waktu .

Pada kelanjutan dari materi kita akan kita pelajari bagian-bagian tentang asal usul listrik, yakni :

  1. Teori Elektron

Pada tahun 1897 J.J Thomson telah menemukan Elektron pertama kali pada penelitiannya di Laboratorium Cavandish, University Cambridge pada saat beliau sedang mempelajari “sinar katoda” .

Pada pertengahan abad 20 terlihat sangat pesat dengan ditandainya perkembangan parallel teori dan percobaan. Sangatlah menakjubkan perkembangan teori ini dengan penemuan electron sampai pada teori kuantum Planck, sampai pada penemuan inti atom Rutherford, teori Bohr, sampai dikenalkan teori mekanika kuantum merangsang kepuasan intelektual. Dalam kimia penemuan ide umum orbital dan konfigurasi electron memiliki signifaksi khusus. Ide-ide ini dapat dianggap sebagai kelengkapan modernisasi dan pelengkapan teori atom.

Teori Elektron sampai saat ini yang dianggap memenuhi syarat dan benar adalah teori electron yang diketemukan oleh Ruther Ford.

Adapun teori tersebut mempunyai rumusan sebagai berikut :

  1. semua benda padat, cair ataupun gas sekalipun semuanya terdiri dari molekul-molekul dan molekul-molekul ini adalah bagian terkecil benda yang masih mempunyai sifat dari benda itu sendiri.
  2. Jika dengan cara reaksi kimia maka molekul-molekul akan dapat dipisahkan menjadi bagian terkecil lagi yang disebut atom. Dan atom ini adalah bagian terkecil yang tidak dapat diurai lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi walau dengan cara apapun.
  3. Walaupun atom tidak dapat dipecah lagi menjadi bagian terkecil, namun atom mempunyai bagian-bagian yang disebut dengan inti atom, dan inti atom yang bermuatan positip (+) dikelilingi oleh electron yang bermuatan negatip (-)
  4. Atom tidak bermuatan ( netral ) , apabila jumlah muatan inti atom sama dengan jumlah muatan electron-elektron yang mengelilinginya, dimana inti atom bermuatan positip dan electron-elektronnya bermuatan negatip.
  5. Mungkin karena ada gesekan atau perputaran yang berulang kali, maka electron-elektron dapat meninggalkan atomnya, dengan demikian atom akan kelebihan muatan positip dan atom ini disebut dengan atom bermuatan positip.
  6. Demikian sebaliknya karena seperti peristiwa diatas, mungkin juga atom akan menerima beberapa electron dari luar, dengan demikian atom ini kelebihan elektron dan atom tersebut akan bermuatan negatip.
2. Tegangan Listrik

Pada pernyataan di atas ada sebab dan akibat adanya electron-elektron akan keluar dari atom , dan electron-elektron ini akan bergerak keluar apabila terjadi perbedaan potensial diantara keduanya.

Apabila kedua potensial ini dihubungkan dengan sebuah penghantar, maka electron-elektron akan mengalir dari potensial B (rendah) ke potensial A (tinggi), begitu sebaliknya yakni muatan positip (proton) akan mengalir dari potensial A (tinggi) ke potensial B (rendah). Keadaan ini akan terus berlangsung sampai kedua potensial tersebut dalam keadaan netral.

Mengalirnya elektron-elektron dari potensial rendah (B) ke potensial tinggi (A) disebut dengan tegangan listrik.

Dan alat untuk mengukur tegangan tersebut disebut Volt meter.

Voltmeter digunakan untuk mrngukur tegangan listrik pada kedua ujung kawat penghantar dari sumber tegangan dan skala menunjukkan satuan volt.

3. Arus Listrik

Pernyataan diatas menyebutkan bahwa terjadinya perbedaan pootensial atau adanya tegangan listrik. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah gerak elektron atau bisa dikatakan bahwa mengalir dari potensial tinggi (A) ke potensial rendah (B) . (Lihat Gambar Potensial ).

Sedang besarnya atau kuatnya arus listrik mengalir kita nyatakan dalam coulomb per detik. Coulomb per detik sering juga disebut Ampere yang disingkat (A).

Jika ada pernyataan bahwa arus listrik mengalir sebesar 10 Ampere, maka ini berarti bahwa setiap detik mengalir muatan listrik sebesar 10 coulomb demikian seterusnya.

Banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap detik melalui penghantar disebut dengan kuat arus listrik.

Kuat arus listrik dinyatakan dengan simbul (I).

Q

Jadi : I = dimana, I = Kuat arus listrik ( amp.)

t Q = muatan listrik (coulomb)

t = waktu (detik)

Kuat arus listrik dapat diukur dengan alat yang disebut Ampere mater.

4. Tahanan Listrik

Arus listrik dalam suatu penghantar tidak bisa bebas mengalir begitu saja. Arus listrik tersebut mendapatkan perlawanan dari bahan penghantar yang dipergunakan .

Perlawanan atau hambatan yang diberikan oleh berbagai jenis penghantar tidak sama atau berbeda-beda.

Apabila perlawanan atau tahanan penghantar itu besar terhadap arus listrik, maka arus listrik yang mengalir akan menjadi kecil.

Besar atau kecilnya perlawanan atau tahan penghantar dipengaruhi oleh beberapa factor tersebut di bawah :

    1. panjang penghantar
    2. luas penampang penghantar
    3. jenis bahan penghantar
    4. suhu (temperatur) penghantar

Perlawanan atau tahanan penghantar disimbulkan (R) dengan satuan ohm (Ω).

5. Hukum Ohm

Pada pernyataan di atas bahwa sebenarnya gerak electron-elektron dalam penghantar tidak dapat mengalir dalam kemampuan sendiri, atau electron-elektron tersebut tidak dapat leluasa bergerak. Harus ada gaya penggerak untuk mendorong agar electron-elektron tetap berjalan disekeliling mengalirnya arus listrik pada suatu penghantar. Gaya mengalirnya electron-elektron ini disebut dengan Gaya Gerak Listrik yang disingkat dengan GGL.

GGL disediakan oleh alat-alat sumber tegangan, contoh : batteray, accu, generator atau sumber tegangan listrik lainnya.

Disamping itu yang perlu kita ingat bahwa setiap penghantar listrik atau konduktor mempunyai perlawanan terhadap aliran atau gerakan electron-elektron dan berarti pula bahwa perlawanan ini membatasi aliran arus listrik.

George Simon Ohm, seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman menyatakan : Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu, asal suhu penghantarnya tetap.

Pernyataan tersebut disebut dengan hukum ohm, hukum tersebut dapat ditulis :

E

Rumus : I = dimana, I = Kuat arus (ampere)

R E = tegangan (volt)

R = tahanan atau hambatan (ohm)

6. Daya Listrik

Dengan berbagai tulisan di atas mengenai listrik, maka dapat kita pisahkan alat dan fungsinya pada saat kita mempergunakan sarana kelistrikan tersebut.

Dengan potensial yang berlainan jenis antara positip dan negatip yang kita sambungkan dengan berbagai penghantar yang menghubungkannya maka dapat kita contohkan alat-alat tersebut , misal : kipas angin bisa berputar, lampu bisa menyala, seterika bisa panas lemari es bisa menjadi dingin dll..

Alat-alat listrik tidak akan dapat bekerja dengan baik tanpa adanya tenaga listrik. Besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan oleh suatu alat listrik ditentukan oleh lamanya penggunaan alat listrik tersebut.

Tenaga listrik yang digunakan oleh suatu alat listrik dalam waktu satu detik biasanya disebut dengan daya listrik, dan satuannya disebut dengan watt dapat dituliskan dengan rumus :

P = I X E dimana , P = daya listrik ( watt)

I = arus listrik (ampere)

E = tegangan listrik (volt)

Contoh Soal :

1. Sebuah setrika listrik dialiri arus listrik sebesar 3 ampere, selama 30 menit . Berapa besar muatan listrik yang ada pada setrika tersebut :

Bahasan :

Diketahui I = 3 ampere

t = 30 menit

= 30 x 60 detik

= 1800 detik

Ditanya Q = ….. coulomb

Jawab : Q

I = Q = I x t

t

= (3 ampere) x ( 1800 detik )

= 5400 coulomb

2. Pada badan sebuah solder listrik tertera tulisan 220 volt , sedangkan pada kedua ujung steker diukur dengan AVO meter menunjukkan nilai tahanan solder sebesar 100 ohm. Berapa arus listrik yang dibutuhkan oleh listrik tersebut ?

Bahasan :

Diketahui E = 220 volt R = Resistor / tahanan

R = 100 ohm

Ditanya I = …. Ampere

Jawab :

E 220 volt

I = = = 2,2 ampere

R 100 ohm

3. Pada sebuah bola lampu listrik terdapat tulisan 240 volt / 100 watt. Berapa arus listrik yang dibutuhkan oleh bola lampu tersebut.

Bahasan :

Diketahui E = 240 volt

P = 100 watt

Ditanya I = …… ampere

P 100 watt

Jawab : I = = = 0.42 ampere

E 240 volt

4. Arus sebesar 50 mA mengalir melalui resistor bernilai 1,5 KOhm.

Berapa tegangannya ?

Bahasan :

Diketahui : I = 1,5 Kohm = 1500 Ohm

R = 50 mA = 0.05 A

Ditanya : E = ...... Volt

Jawab : E = I X R

= 1500 Ohm X 0,05A

= 75 Volt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar